Senin, 13 Agustus 2012

Cinta dalam Islam


 Assalamualaikum, ya Ukhty. Ada yang lagi *uhuk* jatuh cinta nggak di sini? Hayo ngaku weeekkkksss :P
Tapi tahu nggak sih, kalau dalam Islam, cinta nggak boleh ditaruh sembarangan. Ada tempatnya gitudeh...
Kalau menurut Ibnu Taimiyyah dan ulama-ulama lainnya cinta hanya dibedakan menjadi 2, yaitu cinta syahwati dan cinta imani.
Cinta syahwati adalah cinta yang didasarkan pada keinginan syahwat, sepati yang tertera dalam ayat ini :
“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini (syahwat) yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binaang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tampat kembali yang baik (surga)” (Q.S Ali Imron : 14)
Cinta syahwati adalah sesuatu yang manusiawi dan sah-sah saja dimiliki oleh manusia. Akan tetapi Allah berfirman di ayat selanjutnya :
“katakanlah : ‘inginkkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu ?’ Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah) pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai istri-istri yang disucikan serta dalam ke Ridhoan Allah. Dan Allah Maha Melihat bagi hamba-hambanya. (yaitu) orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imron : 15-16)
Jadi meskipun manusiawi tetapi ternyata ada sesuatu yang jauh lebih baik dari pada sekedar mencintai sesuatu yang diingini. Yakni cinta yang didasarkan pada iman. Inilah hakikat cinta imani.
Lebih rincinya, : Ibnul Qoyyim Al-Jauziah  membagi cinta berdasarkan pada prioritas, maka urutan-urutan tersebu tak boleh di bolak-balik. Jenis-jenis cinta ini adalah :
1.      Urutan pertama, adalah cinta yang paling agung, disebut At-Tatayum, yakni cinta yang terkait dalam masalah ibadah. Cinta jenis ini mutlak hak Allah. Tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Ingat janji kita saat bersyahadat : “Laa ilaha illallaah, aku bersaksi tiada Ilah selain Allah.. “.  Nah dalam hal ini berarti sesuatu yang disembah, dicintai, dikasihi dipuja, di agungkan dsb.
2.      Urutan kedua, disebut Al-‘isyku. Yakni cinta yang membuat kita bersikap hormat, patuh, meneladani, membela namun tak sampai pada taraf mengabdi atau menyembah. Cinta jenis ini hanya boleh diujukan pada Rosulullah.
3.      Urutan ketiga adalah As-Syauqu yaitu cinta yang melahirkan perasaanmawwadah dan rahmah. Cinta ini muncul antara seorang suami dengan istri (awas, bukan dengan pacar lhoh !!) orang tua dengan anaknya atau seorang mukmin dgn saudaranya
4.      Urutan keempat yaitu Ash-Shababah. Adalah cinta sesama muslim yang melahirkan perasaan ukhuwah islamiyah. Cinta yang akan mengikat kaum muslimin agar bersatu, berjuang bersama dan bersatu padu dalam barisan yang kokoh dan rapi.
5.      Kelima, disebut Al-‘athfu atau simpati. Cinta ini dutujukan kepada sesammanusia termasuk yang bukan muslim, khususnya yang butuh di bela karena dizzolimi, atau tengah mendapatkan musibah. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, mendakwahinya agar bisa keluar dari kegelapan, bekerja sama dalam hal-hal yang bersifat muamalah  (berniaga, bisnis, membangun jembatan, dsb)
6.      Yang terakhir, al-‘alaqah. Yaitu kecintaan pada harta benda dan alam semesta. Kecintaan pada harta benda yang terbantang di alam semesta memang sesuatu yang manusiawi. Bentuk dari kecintaan macam ini adalah memanfaatkan benda-benda yang kita miliki tsb dengan baik dan tidak berlebihan.


Nah, gimana? Jadi sekarang teman-teman udah tahu urutannya, kan? Jangan dibolak-balik hya.
Sesungguhnya janganlah kalian cintai sesuatu lebih daripada kalian mencitai Allah, karena Allah lah zat yang paling mencintai kalian, tanpa pamrih.
Jazakumullah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

Tidak ada komentar: